Sabtu, 29 Oktober 2011

Kisah Taubatnya Malaikat Harut dan Marut

Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Ahmad bin An-Nuqur rahimahullah menceritakan kepada kami dari Abu Thalib Abdul Qadir bin Muhammad Al Yusufi –yang terpercaya- dari Ibnu Mudzhib, dari Abu Bakar Al Quthai’i, dari Abdullah bin Ahmad, dari Ayahku rahimahullah, dari Yahya bin Abi Bukair, dari Zuhair bin Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,


Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Qs. Al Baqarah(2): 30]

Para malaikat berkata, “Wahai Tuhan kami, kami lebih taat kepadaMu daripada Bani Adam.” Allah Ta’ala berkata kepada malaikat, “Datangkanlah kepadaKu dua malaikat di antara para malaikat yang akan Aku turunkan ke muka bumi dan lihatlah apa yang akan dilakukan oleh keduanya.” Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, inilah Harut dan Marut.” Kemudian kedua malaikat itu turun ke muka bumi, dan keduanya dihadapkan kepada seorang perempuan yang bernama Zuhrah dalam bentuk yang paling cantik. Ia datang kepada kedua malaikat tersebut dan keduanya pun bertanya kepadanya tentang dirinya. Ia berkata: “Tidak, demi Allah, hingga kalian berdua mengucapkan kalimat syirik (yang menyekutukan Allah).” Keduanya menjawab, “Tidak, demi Allah, kami sama sekali tidak akan menyekutukan Allah.” Maka, wanita itu pun berlalu dari keduanya. Kemudian ia kembali dengan membawa seorang bayi. Kedua malaikat kembali bertanya kepadanya tentang dirinya. Wanita itu menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga kalian berdua membunuh bayi ini.” Kedua malaikat itu pun menjawab, “Tidak, demi Allah, kami sama sekali tidak akan membunuh bayi itu.” Wanita itu berlalu lagi dari keduanya dan datang kembali dengan membawa secawan khamer (arak). Keduanya bertanya lagi kepadanya tentang dirinya. Ia berkata, “Tidak, demi Allah, hingga kalian berdua meminum khamer ini.” Maka keduanya pun meminum khamer itu hingga mabuk, lalu keduanya menggauli perempuan itu dan membunuh bayi. Ketika keduanya saadar, wanita itu berkata, “Demi Allah, sungguh kalian berdua telah meninggalkan sesuatu yang telah kalian tolak kecuali kalian melakukannya hingga kalian mabuk.” Kedua malaikat itu telah dihadapkan pada adzab dunia dan akhirat, dan keduanya memilih adzab dunia.

Abdul Abbas Ahmad bin Al Mubarak bin Sa’ad memberitakan kepada kami, kakekku dari pihak ibu Abdul Ma’ali Tsabit bin Bandar menceritakan dari Abu Ali Al Baqir Hayy, dari Hasan bin Alawiyah, dari Ismail, dari Ishaq bin Basyar, dari Juwaibir, dari Dhahhak, dari Makhul, dari Ma’adz. Ia berkata,

“Ketika kedua malaikat itu sadar, Jibril AS datang kepada keduanya berdasarkan perintah Allah Azza wa Jalla dan keduanya pun menangis. Jibril pun menangis dan ia berkata kepada keduanya, ‘Sesungguhnya Tuhan kamu telah memberikan pilihan kepada kamu antara adzab dunia atau kamu berdua akan berada di sisiNya di akhirat sesuai kehendakNya. Jika Allah menghendaki, Dia akan mengadzab kamu. Jika Dia menghendaki pula, Dia akan merahmati kamu. Jika kalian berdua menghendaki, dapat pula kalian memilih adzab akhirat.’ Maka, kedua malaikat itu pun mengetahui bahwa dunia tidaklah abadi sedangkan akhirat lebih abadi. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya. Lalu keduanya pun memilih adzab dunia dan berharap berada di sisi Allah kelak.”

Ma’az berkata, “Kemudian kedua malaikat itu diturunkan di Babil Persi, digantung di antara dua gunung di sebuah gua di bumi. Keduanya disiksa setiap hari dari pagi hingga sore. Ketika para malaikat melihat hal itu, mereka mengepakkan sayap-sayap mereka di langit. Kemudian mereka berkata, ‘Ya Allah, ampunilah anak Adam. Sebab sungguh menakjubkan, bagaimana mereka menyembah Allah dan menaatiNya sementara mereka mengendalikan hawa nafsu dan kenikmatan yang mereka miliki.’”

Al Kalbi mengatakan, “Setelah itu, para malaikat memintakan ampunan untuk anak-anak Adam.” Allah SWT berfirman,


Artinya: Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang. [Qs. Asy-Syuuraa(42): 5]

Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa Allah SWT berfirman kepada para malaikat, “Pilihlah tiga orang yang terbaik di antara kamu sekalian.” Maka mereka memilih Azra, Izrail, dan Azwiya. Ketika mereka turun ke bumi, mereka pun masuk ke dalam lingkaran Bani Adam dan tabiat-tabiat mereka. Ketika Azra melihat hal itu, ia pun mengetahui bahwa itu adalah ujian, dan ia tahu bahwa ia tidak memiliki kemampuan, maka segeralah ia meminta ampunan Tuhannya Yang Maha Mulia. Diriwayatkan bahwa setelah itu, ia tidak pernah lagi mengangkat kepalanya karena merasa malu di hadapan Allah Yang Maha Agung.

Ar-Rabi bin Anas berkata, “Ketika Harut dan Marut sadar dari mabuknya, mereka pun sadar akan kesalahan yang telah diperbuat. Keduanya pun menyesal. Lalu keduanya ingin naik kembali ke langit, tetapi mereka tidak mampu melakukannya sebab tidak diizinkan untuk naik ke langit. Keduanya menangis dalam waktu yang cukup lama, dan mereka merasa terhimpit karena ulah mereka. Lalu keduanya datang kepada Idris AS kemudian berkata kepadanya, ‘Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami, sesungguhnya kami telah mendengar kebaikanmu disebutkan di langit.’ Maka, Idris pun berdoa untuk keduanya. Kemudian doanya dikabulkan, lalu kedua malaikat itu pun diberi pilihan antara adzab dunia atau adzab akhirat.”

Riwayat lain menceritakan bahwa ketika para malaikat itu berkata kepada Allah Ta’ala, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.” Setelah itu mereka berthawaf (keliling) di sekitar Arsy selama 4000 tahun memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla karena bantahan mereka.

1 komentar: